PENGERTIAN
PEMERANAN
Pemeranan merupakan
unsur penting dalam seni teater. pengertian seni mengandung artikeindahan
(estetik) atau kehalusan budi pekerti, oleh karena itu seni selalu menawarkan
keindahan bentuk dan kehalusan pesan atau nilai moral. Pengertian teater
(theatron, inggris) secara umum dapat diartikan sebagai “Gedung Pertunjukan”
dan teaterpun dapat dikatakan semua jenis pertunjukan, baik menggunakan media
pertunjukan langsung (seni tari, seni music, seni drama) maupun tidak langsung
atau seni rekam: sinematografi, tv play dan film. Teater dalam pengertian
khusus dapat diartikan sebagai drama. Kata drama sendiri diambil dari bahasa
yunani “dramoi” atau “to act to” dalam bahasa inggris yang berarti berbuat,
melakukan atau bertinatau berbuat menjadi seolah olah diluar dirinya. Dari kata
“to act” lahirlah istilah actor yakni pemeranan pria dan actrees, pemeran
wanita. Oleh karenanya berbicara masalah pemeran yang memiliki padanan, pemain,
pelaku dan tokoh. Tidak dapat dipisahkan dengan pemeranan sebagai ilmu dan seni
didalam seni teater.
Istilah
pemeranan disebut juga dengan seni peran, atau seni acting. Seorang pemeran
dalam melakukan pemeranannya dikenal dengan sebutan actor, aktris, pemain,
tokoh, dst. Actor, aktris, pemain, tokoh merupakan inti dalam seni peran dan
seni teater pada umumnya. Oleh karenaya, tanpa seorang pemeran seni pertunjukan
tidak akan hadir dihadapan kita. Namun perlu
diingat, dalam pemeranan tidak semua actor, pemeran, tokoh tidak atau kurang
berhasil dalam membawakan pemeranannya. Mengapa demikian? Hal ini sangat
terkait dengan beberapa unsure seni peran yang menjadi persyaratan didalamnya,
antara lain :
1. Cerita
atau naskahyang dibawakannya harus mengandung konflik atau pertentangan antar
tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya
2. Adanya
kerjasama dan kerja bersama yang baik antara pemain dan sutradara dalam
membangun irama pemainan seni peran, dengan beberapa unsur artistic pentas yang
hadir melingkupi tokoh dalam suatu adegan, babak atau disebut dengan kepekaan
ruang dalam membangun atmosfir pertunjukan
3. Menghindari
terjadinya kesalah pemilihan tokoh atau miss casting dalam pemeranan, sehingga
terjadi over acting (acting yang berlebihan) atau under acting (acting dibawah
standar, kurang ekspresif dari tuntunan peran yang dibawakan).
4. Adanya
keberanian untuk mencoba dan gagal (trial and error).
5. Memiliki
wawasan dan suka bergaul
6. Harus
percaya diri
Pemeranan atau seni peran dalam seni teater melalui
penyajiannya dapat dibedakan menjadi dua n dalam seni teater melalui
penyajiannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni pemeranan diatas panggung
pertunjukan bersifat langsung. Sesaat dengan gaya dan unsur pemeranannya dapat
dilakukan dengan teknik stilasi (penyederhanaan) dan distorasi (penglebihan). Pemeranan
sinematografi atau film bersifat wajar, tidak langsung, diulang melalui rekam
dan proses editing.
Dalam perkembangannya pemeranan terutama dalam dunia
sineas, sinematografi lebih dikenal dengan seni “acting”. Kata acting sendiri
dalam bahasa Indonesia ditulis akting, dari turunan kata kerja “to act” artinya
berbuat, bertindak seolah olah menjadi sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa orang,
(dengan identitas ketokohannya), atau benda dan makhluk hidup lain bersumber
dari kehidupan nyata kemudian diangkat diatas pentas dalam wujud seni peran acting
dengan karakter atau watak tokoh yang diperankan.
Seorang pemeran harus mampu membawakan pemeranannya
secara prima dan mempesona diatas pentas. Sebagai rasa tanggung jawab yang
dipikulnya, maka seorang pemeran atau actor. Aktris untuk senantiasa selalu
mengasah kemampuan dirinya melalui pengolahan unsure penting pemeranannya,
yakni : tubuh, suara, rasa atau penghayatan yang melingkupinya.
Bentuk bentuk teater sangat mempengaruhi cirri atau
identitas pembentuk seninya, termasuk didalam hal pemeranan. Terkait dengan
pemeranan yang dibawakan para actor, aktris atau pemeran, pemain dalam teater
tradisional dan non tradisional perbedaannya dapat dikemukakan sebagai berikut
:
|
TEATER
TRADISIONAL
|
TEATER NON
TR4ADISIONAL?MODERN
|
SINEMATOGRAFI/FILM
|
|
Tidak
ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk bedrip atau garis besar
cerita
|
Ada
naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk naskah teater panggung
|
Ada
naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk scenario
|
|
Pemeranannya
bersifat spontan tanpa latihan karena bersifat tipe casting atau penokohan
yang sudah terbina sencara lama, alami dan multi talenta atau multi peran bias:
menari, menyanyi, melawak dan bermain seni drama .
|
Pemeranannya
direncakanakan dengan matang dan dilakukan melalui proses latihan. Biasanya terbatas
pada satu peran dengan watak penokohan tertentu
|
Pertunjukan
dirancang dengan matang dan atau tidak dilakukan melalui proses latihan dan
dapat diulang sesuai kebutuhan pemeran yang diharapkan
|
|
Pertunjukan
lebih mengutamakan isi seni (nilai pesan) dari pada bentuk seni (estetis).
|
Pertunjukan
lebih beragam tergantung style seniman; apakah mengutamakan isi seni, atau
mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya.
|
Pertunjukan
lebih beragam tergantung style seniman; mengutamakan isi seni, atau
mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya sesuai dengan
tuntunannaskah scenario
|
|
Peralatan
pentasnya lebih sederhana
|
Peralatan
pentasnya lebih modern dan lengkap dengan beberapa unsur artistic penunjangnya.
|
Peralatan
pentasnya lebih natural, alami dan wajar sesuai dengan kebutuhan pengambilan
gambarnya.
|
|
Peristiwa
pertunjukan dibangun dengan penuh keakraban dan tanpa jarak dengan
penontonnya.
|
Peristiwa
pertunjukan dapat dilakukang dengan kecenderungan adanya jarak estetis dan
atau lebur menjadi satu (tanpa jarak) dengan penontonnya
|
Peristiwa
pertunjukan dilakukan secara tidak langsun, dengan kecenderungan adanya jarak
estetis dibatasi dengan prime kamera atau media televise dengan penontonnya
|
UNSUR
PEMERANAN
1. Lakon
2. Unsur
penokohan dan perwatakan
a. Protagonist
b. Antagonis
c. Deutragonis
d. Foil
e. Tetragonis
f. Confident
g. Raisonneur
h. Utility
3. Unsur
tubuh
4. Unsur
suara
5. Unsure
penghayatan
6. Unsur
ruang
7. Unsur
kostum
8. Unsur
property
9. Unsur
musical
TEKNIK
DASAR PEMERANAN
1. Olah
tubuh
a. Stamina/kekuatan
tubuh
b. Streching/peregangan
c. Keseimbangan
tubuh
2. Olah
suara
a. Artikulasi
b. Intonasi
c. Dinamika
d. Power/kekuatan
3. Olah
rasa/sukma
a. Teknik
konsentrasi
b. Pengindraan
c. Kepekaan
sukma/rasa
d. Imajinasi
4. Ruang
a. Blocking
b. Movement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar