sall

Rabu, 20 April 2016



PENGERTIAN PEMERANAN
                   Pemeranan merupakan unsur penting dalam  seni teater.  pengertian seni mengandung artikeindahan (estetik) atau kehalusan budi pekerti, oleh karena itu seni selalu menawarkan keindahan bentuk dan kehalusan pesan atau nilai moral. Pengertian teater (theatron, inggris) secara umum dapat diartikan sebagai “Gedung Pertunjukan” dan teaterpun dapat dikatakan semua jenis pertunjukan, baik menggunakan media pertunjukan langsung (seni tari, seni music, seni drama) maupun tidak langsung atau seni rekam: sinematografi, tv play dan film. Teater dalam pengertian khusus dapat diartikan sebagai drama. Kata drama sendiri diambil dari bahasa yunani “dramoi” atau “to act to” dalam bahasa inggris yang berarti berbuat, melakukan atau bertinatau berbuat menjadi seolah olah diluar dirinya. Dari kata “to act” lahirlah istilah actor yakni pemeranan pria dan actrees, pemeran wanita. Oleh karenanya berbicara masalah pemeran yang memiliki padanan, pemain, pelaku dan tokoh. Tidak dapat dipisahkan dengan pemeranan sebagai ilmu dan seni didalam seni teater.
                        Istilah pemeranan disebut juga dengan seni peran, atau seni acting. Seorang pemeran dalam melakukan pemeranannya dikenal dengan sebutan actor, aktris, pemain, tokoh, dst. Actor, aktris, pemain, tokoh merupakan inti dalam seni peran dan seni teater pada umumnya. Oleh karenaya, tanpa seorang pemeran seni pertunjukan tidak akan hadir dihadapan kita.  Namun perlu diingat, dalam pemeranan tidak semua actor, pemeran, tokoh tidak atau kurang berhasil dalam membawakan pemeranannya. Mengapa demikian? Hal ini sangat terkait dengan beberapa unsure seni peran yang menjadi persyaratan didalamnya, antara lain :
1.      Cerita atau naskahyang dibawakannya harus mengandung konflik atau pertentangan antar tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya
2.      Adanya kerjasama dan kerja bersama yang baik antara pemain dan sutradara dalam membangun irama pemainan seni peran, dengan beberapa unsur artistic pentas yang hadir melingkupi tokoh dalam suatu adegan, babak atau disebut dengan kepekaan ruang dalam membangun atmosfir pertunjukan
3.      Menghindari terjadinya kesalah pemilihan tokoh atau miss casting dalam pemeranan, sehingga terjadi over acting (acting yang berlebihan) atau under acting (acting dibawah standar, kurang ekspresif dari tuntunan peran yang dibawakan).
4.      Adanya keberanian untuk mencoba dan gagal (trial and error).
5.      Memiliki wawasan dan suka bergaul
6.      Harus percaya diri
Pemeranan atau seni peran dalam seni teater melalui penyajiannya dapat dibedakan menjadi dua n dalam seni teater melalui penyajiannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni pemeranan diatas panggung pertunjukan bersifat langsung. Sesaat dengan gaya dan unsur pemeranannya dapat dilakukan dengan teknik stilasi (penyederhanaan) dan distorasi (penglebihan). Pemeranan sinematografi atau film bersifat wajar, tidak langsung, diulang melalui rekam dan proses editing.
Dalam perkembangannya pemeranan terutama dalam dunia sineas, sinematografi lebih dikenal dengan seni “acting”. Kata acting sendiri dalam bahasa Indonesia ditulis akting, dari turunan kata kerja “to act” artinya berbuat, bertindak seolah olah menjadi sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa orang, (dengan identitas ketokohannya), atau benda dan makhluk hidup lain bersumber dari kehidupan nyata kemudian diangkat diatas pentas dalam wujud seni peran acting dengan karakter atau watak tokoh yang diperankan.
Seorang pemeran harus mampu membawakan pemeranannya secara prima dan mempesona diatas pentas. Sebagai rasa tanggung jawab yang dipikulnya, maka seorang pemeran atau actor. Aktris untuk senantiasa selalu mengasah kemampuan dirinya melalui pengolahan unsure penting pemeranannya, yakni : tubuh, suara, rasa atau penghayatan yang melingkupinya.
Bentuk bentuk teater sangat mempengaruhi cirri atau identitas pembentuk seninya, termasuk didalam hal pemeranan. Terkait dengan pemeranan yang dibawakan para actor, aktris atau pemeran, pemain dalam teater tradisional dan non tradisional perbedaannya dapat dikemukakan sebagai berikut :

TEATER TRADISIONAL

TEATER NON TR4ADISIONAL?MODERN

SINEMATOGRAFI/FILM
Tidak ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk bedrip atau garis besar cerita
Ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk naskah teater panggung
Ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk scenario
Pemeranannya bersifat spontan tanpa latihan karena bersifat tipe casting atau penokohan yang sudah terbina sencara lama, alami dan multi talenta atau multi peran bias: menari, menyanyi, melawak dan bermain seni drama .
Pemeranannya direncakanakan dengan matang dan dilakukan melalui proses latihan. Biasanya terbatas pada satu peran dengan watak penokohan tertentu
Pertunjukan dirancang dengan matang dan atau tidak dilakukan melalui proses latihan dan dapat diulang sesuai kebutuhan pemeran yang diharapkan
Pertunjukan lebih mengutamakan isi seni (nilai pesan) dari pada bentuk seni (estetis).
Pertunjukan lebih beragam tergantung style seniman; apakah mengutamakan isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya.
Pertunjukan lebih beragam tergantung style seniman; mengutamakan isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya sesuai dengan tuntunannaskah scenario
Peralatan pentasnya lebih sederhana
Peralatan pentasnya lebih modern dan lengkap dengan beberapa unsur artistic penunjangnya.
Peralatan pentasnya lebih natural, alami dan wajar sesuai dengan kebutuhan pengambilan gambarnya.
Peristiwa pertunjukan dibangun dengan penuh keakraban dan tanpa jarak dengan penontonnya.
Peristiwa pertunjukan dapat dilakukang dengan kecenderungan adanya jarak estetis dan atau lebur menjadi satu (tanpa jarak) dengan penontonnya
Peristiwa pertunjukan dilakukan secara tidak langsun, dengan kecenderungan adanya jarak estetis dibatasi dengan prime kamera atau media televise dengan penontonnya
   
UNSUR PEMERANAN
1.      Lakon             
2.      Unsur penokohan dan perwatakan
a.       Protagonist
b.      Antagonis
c.       Deutragonis
d.      Foil
e.       Tetragonis
f.       Confident
g.      Raisonneur
h.      Utility
3.      Unsur tubuh
4.      Unsur suara
5.      Unsure penghayatan
6.      Unsur ruang
7.      Unsur  kostum
8.      Unsur  property
9.      Unsur  musical
TEKNIK DASAR PEMERANAN
1.      Olah tubuh
a.       Stamina/kekuatan tubuh
b.      Streching/peregangan
c.       Keseimbangan tubuh
2.      Olah suara
a.       Artikulasi
b.      Intonasi
c.       Dinamika
d.      Power/kekuatan
3.      Olah rasa/sukma
a.       Teknik konsentrasi
b.      Pengindraan
c.       Kepekaan sukma/rasa
d.      Imajinasi
4.      Ruang
a.       Blocking
b.      Movement

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar